TARBIYAH ONLINE: Imam Tirmidzi

Fiqh

Tampilkan postingan dengan label Imam Tirmidzi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Imam Tirmidzi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 31 Desember 2019

Kenal Ulama: Biografi Imam Tirmidzi, Penyusun Kitab Sunan At Tirmidzi

Desember 31, 2019

Tokoh Ulama | Nama lengkapnya adalah Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin adl Dlahhak atau lebih terkenal dengan nama Imam Tirmidzi. Nasab Beliau adalah As Sulami, yaitu nisbah kepada satu kabilah yang dijadikan sebagai afiliasi beliau, dan nisbah ini merupakan nisbah keakraban. Kemudian kata At Tirmidzi, dinisbahkan kepada negeri tempat beliau di lahirkan (Tirmidz), yaitu sebuah kota yang terletak di selatan dari sungai Jaihun, bagian selatan Iran.

Kelahiran

Para pakar sejarah tidak menyebutkan tahun kelahiran Imam Tirmidzi secara pasti, akan tetapi sebagian yang lain memperkirakan bahwa kelahiran Imam Tirmidzi pada tahun 209 hijriah. Sedang Adz Dzahabi berpendapat dalam kisaran tahun 210 hijriah. Imam Tirmidzi beliau pernah bercerita bahwa kakeknya adalah orang Marwa, kemudian berpindah dari Marwa menuju ke Tirmidz, dengan ini menunjukkan bahwa beliau lahir di Tirmidzi.

Ada satu berita yang mengatakan bahwa Imam Tirmidzi dilahirkan dalam keadaan buta, padahal berita yang akurat adalah, bahwa Imam at-Tirmidzi mengalami kebutaan di masa tua, setelah mengadakan lawatan ilmiah dan penulisan Imam at-Tirmidzi terhadap ilmu yang ia miliki. Masa kecil beliau tumbuh di daerah Tirmidz mendalami ilmu di daerah ini sebelum memulai rihlah ilmiah beliau.

Menimba Ilmu

Berbagai literatur-literatur yang ada tidak menyebutkan dengan pasti kapan imam Tirmidzi memulai mencari ilmu, akan tetapi yang tersirat ketika kita memperhatikan manaqib beliau, bahwa beliau memulai aktifitas mencari ilmunya setelah menginjak usia dua puluh tahun. Maka dengan demikian, beliau kehilangan kesempatan untuk mendengar hadits dari sejumlah tokoh-tokoh ulama hadits yang kenamaan, meski tahun periode beliau memungkinkan untuk mendengar hadits dari mereka, tetapi beliau mendengar hadits mereka melalui perantara orang lain. Yang nampak adalah bahwa beliau memulai rihlahnya pada tahun 234 hijriah.

Beliau memiliki kelebihan hafalan yang begitu kuat dan kemampuan otak yang cepat menangkap ilmu pelajaran. Sebagai permisalan yang dapat menggambarkan kecerdasan kecerdasan dan kekuatan hafalan beliau adalah, satu kisah perjalanan beliau ketika menuju Mekkah, yaitu :

“Pada saat aku dalam perjalanan menuju Mekkah, ketika itu aku telah menulis dua jilid berisi hadits-hadits yang berasal dari seorang syaikh. Kebetulan Syeikh tersebut berpapasan dengan kami. Maka aku bertanya kepadanya, dan saat itu aku mengira bahwa “dua jilid kitab” yang aku tulis itu bersamaku. Tetapi yang kubawa bukanlah dua jilid tersebut, melainkan dua jilid lain yang masih putih bersih belum ada tulisannya. Aku memohon kepadanya untuk memperdengarkan hadits kepadaku, dan ia mengabulkan permohonanku itu. Kemudian ia membacakan hadits dari lafazhnya kepadaku. Di sela-sela pembacaan itu ia melihat kepadaku dan melihat bahwa kertas yang kupegang putih bersih. Maka dia menegurku: ‘Tidakkah engkau malu kepadaku? Maka aku pun memberitahukan kepadanya perkaraku. Dan aku berkata: ‘Aku telah menghafal semuanya’, maka syeikh tersebut berkata: ‘bacalah!’, maka aku pun membacakan kepadanya seluruhnya, tetapi dia tidak mempercayaiku, maka dia bertanya: ‘Apakah telah engkau hafalkan sebelum datang kepadaku?’ ‘Tidak’ jawabku. Kemudian aku meminta lagi agar dia meriwayatkan hadits yang lain. Ia pun kemudian membacakan empat puluh buah hadits, lalu berkata: ‘Coba ulangi apa yang kubacakan tadi’ Lalu aku membacakannya dari pertama sampai selesai tanpa salah satu huruf pun.”

Rihlah Beliau

Imam At Tirmidzi keluar dari tempat kelahirannya menuju ke Khurasan, Iraq dan Haramain dalam rangka menuntut ilmu. Di sana beliau mendengar ilmu dari kalangan ulama yang beliau temui, sehingga dapat mengumpulkan hadits dan memahaminya. Akan tetapi sangat di sayangkan beliau tidak masuk ke daerah Syam dan Mesir, sehingga hadits-hadits yang beliau riwayatkan dari ulama kalangan Syam dan Mesir harus melalui perantara, kalau sekiranya beliau mengadakan perjalanan ke Syam dan Mesir, niscaya beliau akan mendengar langsung dari ulama-ulama tersebut, seperti Hisyam bin ‘Ammar dan yang lainnya.

Para pakar sejarah berbeda pendapat tentang masuknya imam At Tirmidzi ke daerah Baghdad, sehingga mereka berkata : “Kalau sekiranya dia masuk ke Baghdad, niscaya dia akan mendengar dari Imam Ahmad bin Hanbal.”

Al Khathib tidak menyebutkan at Tirmidzi (masuk ke Baghdad) di dalam tarikhnya, sedangkan Ibnu Nuqthah dan yang lainnya menyebutkan bahwa beliau masuk ke Baghdad. Ibnu Nuqthah menyebutkan bahwasanya beliau pernah mendengar di Baghdad dari beberapa ulama, diantaranya adalah : Al Hasan bin AshShabbah, Ahmad bin Mani’ dan Muhammad bin Ishaq Ash Shaghani.

Sehingga kemudian diprediksi bahwa beliau masuk ke Baghdad setelah wafatnyanya Imam Ahmad bin Hanbal, dan ulama-ulama yang disebutkan oleh Ibnu Nuqthah meninggal setelah sang Imam Ahmad. Sedangkan pendapat Al Khathib yang tidak menyebutkannya, itu tidak berarti bahwa beliau tidak pernah memasuki kota Baghdad sama sekali, sebab banyak sekali dari kalangan ulama yang tidak disebutkan Al Khathib di dalam tarikhnya, padahal mereka memasuki Baghdad.

Setelah pengembaraannya, Imam At Tirmidzi kembali ke negerinya, kemudian beliau masuk Bukhara dan Naisapur, dan beliau tinggal di Bukhara beberapa saat.

Negeri-negeri yang pernah dimasuki Imam At Tirmidzi adalah:

Khurasan
Bashrah
Kufah
Wasith
Baghdad
Makkah
Madinah
Ar Ray

Guru-Guru Beliau

Imam at Tirmidzi menuntut ilmu dan meriwayatkan hadits dari ulama-ulama kenamaan. Di antara mereka adalah :

Qutaibah bin Sa’id
Ishaq bin Rahuyah
Muhammad bin ‘Amru As Sawwaq al Balkhi
Mahmud bin Ghailan
Ismai’l bin Musa al Fazari
Ahmad bin Mani’
Abu Mush’ab Az Zuhri
Basyr bin Mu’adz al Aqadi
Al Hasan bin Ahmad bin Abi Syu’aib
Abi ‘Ammar Al Husain bin Harits
Abdullah bin Mu’awiyyah al Jumahi
‘Abdul Jabbar bin al ‘Ala’
Abu Kuraib
‘Ali bin Hujr
‘Ali bin Sa’id bin Masruq al Kindi
‘Amru bin ‘Ali al Fallas
‘Imran bin Musa al Qazzaz
Muhammad bin Aban al Mustamli
Muhammad bin Humaid Ar Razi
Muhammad bin ‘Abdul A’la
Muhammad bin Rafi’
Imam Bukhari
Imam Muslim
Abu Dawud
Muhammad bin Yahya al ‘Adani
Hannad bin As Sari
Yahya bin Aktsum
Yahya bin Hubaib
Muhammad bin ‘Abdul Malik bin Abi Asy Syawarib
Suwaid bin Nashr al Marwazi
Ishaq bin Musa Al Khathami
Harun al Hammal

Murid-Murid Beliau

Kumpulan hadits dan ilmu-ilmu yang dimiliki Imam Tirmidzi banyak yang meriwayatkan, diantaranya adalah :

Abu Bakr Ahmad bin Isma’il As Samarqandi
Abu Hamid Adullah bin Daud Al Marwazi
Ahmad bin ‘Ali bin Hasnuyah al Muqri’
Ahmad bin Yusuf An Nasafi
Ahmad bin Hamduyah an Nasafi
Al Husain bin Yusuf Al Farabri
Hammad bin Syair Al Warraq
Daud bin Nashr bin Suhail Al Bazdawi
Ar Rabi’ bin Hayyan Al Bahili
Abdullah bin Nashr saudara Al Bazdawi
‘Abd bin Muhammad bin Mahmud An Safi
‘Ali bin ‘Umar bin Kultsum as Samarqandi
Al Fadhl bin ‘Ammar Ash Sharram
Abu al ‘Abbas Muhammad bin Ahmad bin Mahbub
Abu Ja’far Muhammad bin Ahmad An Nasafi
Abu Ja’far Muhammad bin Sufyan bin An Nadlr An Nasafi al Amin
Muhammad bin Muhammad bin Yahya Al Harawi al Qirab
Muhammad bin Mahmud bin ‘Ambar An Nasafi
Muhammad bin Makki bin Nuh An Nasafi
Musbih bin Abi Musa Al Kajiri
Makhul bin al Fadhl An Nasafi
Makki bin Nuh
Nashr bin Muhammad bin Sabrah
Al Haitsam bin Kulaib

Karya-Karyanya

Imam Tirmidzi menitipkan ilmunya di dalam hasil karya beliau, diantara buku-buku beliau ada yang sampai kepada generasi kita dan ada juga yang tidak sampai.

Diantara hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah :

Kitab Al Jami’, atau terkenal dengan sebutan kitab Sunan at Tirmidzi
Kitab Al ‘Ilal
Kitab Asy Syama’il an Nabawiyyah
Kitab Tasmiyyatu ashhabi rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Adapun karangan beliau yang tidak sampai kepada kita adalah :

Kitab At-Tarikh
Kitab Az Zuhd
Kitab Al Asma’ wa al kuna

Pujian Para Ulama

Para ulama banyak memberikan kesaksian terhadap keilmuan dan kecerdasan Imam Tirmidzi, yang antara lain adalah;

Al Hafiz ‘Umar bin ‘Alak menuturkan; “at-Tirmidzi meninggal, dan ia tidak meninggalkan di Khurasan orang yang seperti Abu ‘Isa dalam hal ilmu, hafalan, wara’ dan zuhud.”

Ibnu Hibban menuturkan; “Abu ‘Isa adalah sosok ulama yang mengumpulkan hadits, membukukan, menghafal dan mengadakan diskusi dalam hal hadits.”

Abu Ya’la al Khalili menuturkan; “Muhammad bin ‘Isa at-Tirmidzi adalah seorang yang tsiqah menurut kesepatan para ulama, terkenal dengan amanah dan keilmuannya.”

Abu Sa’d al Idrisi menuturkan; “Imam Tirmidzi adalah salah seorang imam yang di ikuti dalam hal ilmu hadits, Imam at-Tirmidzi telah menyusun kitab al jami’, tarikh dan ‘ilal dengan cara yang menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang alim. Imam Tirmidzi ialah seorang ulama yang menjadi contoh dalam hal kuatnya hafalan.”

Al Mubarak bin al Atsram menuturkan; “Imam Tirmidzi merupakan salah seorang imam hafizh dan tokoh.”

Al Hafizh al Mizzi menuturkan; “Imam Tirmidzi adalah salah seorang imam yang menonjol, dan termasuk orang yang Allah jadikan kaum muslimin mengambil manfaat darinya.

Adz Dzahabi menuturkan; “Imam Tirmidzi adalah seorang hafizh, alim, dan imam yang cakap.

Ibnu Katsir menuturkan: “Imam Tirmidzi adalah salah seorang imam dalam bidangnya pada zaman Imam at-Tirmidzi.”

Wafatnya Beliau

Setelah perjalanan panjang beliau dalam mencari ilmu, mencatat, berdiskusi dan bertukar pikiran serta mengarang kitab, pada akhir hayatnya beliau mendapat musibah kebutaan, dan dalam beberapa tahun lamanya beliau hidup sebagai tuna netra. Dan dalam keadaan seperti inilah akhirnya Imam At-Tirmidzi wafat. Beliau wafat di kampung halamannya Tirmidz pada malam Senin 13 Rajab tahun 279 H bertepatan dengan 8 Oktober 892, dalam usia beliau pada saat itu 70 tahun.

Oleh Arif Rahman Hakim, Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017
Artikel ini telah tayang di Pecihitam.org
Read More

Jumat, 24 November 2017

Terjemahan Kitab Syamail Muhammadiyah Bag.5 (Ikhtishar)

November 24, 2017

Tarbiyah.online | Kitab Syamail Muhammdiyah adalah sebuah kitab hadits yang merangkum segala laku dan ciri tubuh baginda Nabi SAW yang disusun oleh Imam at-Turmudzi atau Imam at Tirmidzi. Dalam postingan kami ini, kami membagi menjadi 5 bagian ikhtisar (rangkuman kitab) dengan jumlah 31 hadits.

23. CARA MAKA RASULULLAH

عن أبيه، «أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يلعق أصابعه ثلاثا»

"Sesungguhnya Nabi saw. menjilati jari jemarinya (sehabis makan) tiga kali."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dariSa'id bin Ibrahim, dari salah seorang anak Ka'ab bin Malik, yang bersumber daribapaknya.)

عن أنس قال: «كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا أكل طعاما لعق أصابعه الثلاث».

"Bila Nabi saw. selesai makan, beliau menjilati jari jemarinya yang tiga*."
(Diriwayatkan oleh al Hasan bin `Ali al Khilali, dari `Affan, dari Hammad bin Salamah, dariTsabit, yang bersumber dari Anas r.a.)

*Yang dimaksud jari yang tiga ,yakni: jari tengah, jari telunjuk dan ibu jari.

24. JENIS ROTI YANG DIMAKAN RASULULLAH

عن عائشة، أنها قالت: «ما شبع آل محمد صلى الله عليه وسلم من خبز الشعير يومين متتابعين حتى قبض رسول الله صلى الله عليه وسلم».

"Keluarga Nabi saw. tidak pernah makan roti sya'ir* sampai kenyang dua hari berturut-turut hingga Rasulullah saw. wafat."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan pula oleh Muhammad binBasyar, keduanya menerima dari Muhammad bin Ja'far, dari Syu'bah, dari Ishaq, dari`Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid*, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

*Sya'ir, khintah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indinesia dengan"gandum" sedangkan sya'ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadang kala ia dijadikan makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yangterbuat dari sya'ir kurang baik mutunya.
*Abdurrahman bin Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara, keduanya rawi yang tsiqat.

عن أنس قال: «ما أكل رسول الله صلى الله عليه وسلم على خوان ولا أكل خبزا مرققا حتى مات».

"Rasulullah saw. tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti gandum yang halus, hingga wafatnya." 
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari'Abdullah bin `Amr –Abu Ma'mar-,dari `Abdul Warits, dari Sa'id bin Abi `Arubah, dari Qatadah, yang bersumber dari Anasr.a.)

25. LAUK PAUK YANG DIMAKAN RASULULLAH

عن عائشة، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «نعم الإدام الخل»
قال عبد الله بن عبد الرحمن، في حديثه: «نعم الإدام أو الأدم الخل».

"Sesungguhnya Rasulullah bersabda: "Saus yang paling enak adalah cuka." 
`Abdullah bin `Abdurrahman berkata :"Saus yang paling enak adalah cuka."  
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin `Abdurrahman,keduanya menerima dari Yahya bin Hasan, dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

عن أبي أسيد قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «كلوا الزيت وادهنوا به؛ فإنه من شجرة مباركة».

"Rasulullah saw. bersabda :"Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi."
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, daari Abu Ahmad az Zubair, dan diriwayatkanpula oleh Abu Nu'aim, keduanya menerima dari Sufyan, dari ` Abdullah bin `Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha', yang bersumber dari Abi Usaid r.a.)

عن أنس بن مالك قال: «كان النبي صلى الله عليه وسلم يعجبه الدباء فأتي بطعام، أو دعي له فجعلت أتتبعه فأضعه بين يديه لما أعلم أنه يحبه».

"Nabi saw. menggemari buah labu. maka (pada suatu hari) beliau diberi makanan itu, atau diundang untuk makan makanan itu (labu). Aku pun mengikutinya, maka makanan itu (labu) kuletakkan dihadapannya, karena aku tahu beliau menggemarinya.
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Muhammad bin Ja'far, dan diriwayatkan pula oleh `Abdurrahman bin Mahdi, keduanya menerima dari Syu'bah, dari Qatadah yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

عن عائشة قالت: «كان النبي صلى الله عليه وسلم يحب الحلواء والعسل»

"Nabi saw. menyenangi kue-kue manis (manisan) dan madu."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Ibrahim ad Daruqi, juga diriwayatkan oleh Salamah bin Syabib dan diriwayatkan pula oleh Mahmud bin Ghailan, mereka menerimanya dari AbuUsamah, dari Hisyam bin `Urwah yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

عن أبي هريرة قال: «أتي النبي صلى الله عليه وسلم بلحم فرفع إليه الذراع وكانت تعجبه فنهس منها».

"Nabi saw. diberi makan daging, maka diambilakn baginya bagian dzir'an.*
Bagian dzir'an kesukaannya. Maka Rasulullah saw. Mencicipi sebagian daripadanya. "
(Diriwayatkan oleh Washil bin `Abdul A'la, dari Muhammad bin Fudlail, dari Abi Hayyan at Taimi, dari Abi Zar'ah, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)

*Dzir'an adalah bagian tubuh binatang dari dengkul sampai bagian kaki.

سمعت عبد الله بن جعفر يقول: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إن أطيب اللحم لحم الظهر».

"Daging yang paling baik adalah punggung." 
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad, dari Mis'ar, dari Syaikhan, dari Fahm,* yang bersumber dari `Abdullah bin Ja'far r.a.)

*Namanya adalah Muhammad bin `Abdullah, disebut pula Muhammad bin


`Abdurrahman, juga disebut Abu Hay.

26. WUDHU' RASULULLAH

عن سلمان قال: قرأت في التوراة أن بركة الطعام الوضوء بعده، فذكرت ذلك للنبي صلى الله عليه وسلم، وأخبرته بما قرأت في التوراة، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «بركة الطعام الوضوء قبله والوضوء بعده».

"Kubaca dalam Taurat bahwa berkah makanan itu karena berwudlu sebelum makan dan berwudlu sesudahnya". Hal tersebut kukatakan kepada Nabi saw., dan kukabarkan apa yang pernah kubaca dalam Taurat itu, maka Rasulullah saw. Bersabda :"Berkah makanan itu disebabkan berwudlu sebelum makan serta sesudahnya." 
(Diriwayatkan oleh Yahya bin Musa, dari `Abdullah bin Numair, dari Qais bin Rabi'. Hadist inipun diriwayatkan pula oleh Qutaibah, dari `Abdul Karim al Jurjani, kedua riwayat itu bersumber dari Qeis bin Rabi', dari Abi Hisyam Adahzadan yang bersumber dari Salman r.a.)

27. DOA SEBELUM DAN SESUDAH MAKAN RASULULLAH

عن أبي أيوب الأنصاري قال: كنا عند النبي صلى الله عليه وسلم يوما، فقرب طعاما، فلم أر طعاما كان أعظم بركة منه، أول ما أكلنا، ولا أقل بركة في آخره، فقلنا: يا رسول الله، كيف هذا؟ قال: «إنا ذكرنا اسم الله حين أكلنا، ثم قعد من أكل ولم يسم الله تعالى فأكل معه الشيطان».

"Pada suatu hari, kami berada di rumah Rasulullah saw., maka Beliau menyuguhkan suatu makanan. Aku tidak mengetahui makanan yang paling besar berkahnya pada saat kami mulai makan dan tidak sedikit berkahnya di akhir kami makan." 

Abu Ayub bertanya : "Wahai Rasulullah, bagaimanakah caranya hal ini bisa terjadi?" Rasulullah saw. bersabda :"Sesungguhnya kami membaca nama Allah waktu akan makan, kemudian duduklah seseorang yang makan tanpa menyebut nama Allah, maka makannya disertai syetan."
(Diriwayatkan oleh Qutaibah Dari Ibnu Luhai'ah, dari Yazid bin Abi Habib, dari Rasyad binJandal al Yafi'I, dari Hubeib bin Aus, yang bersumber dari Abu Ayub al Anshari r.a.)

عن عائشة، قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «إذا أكل أحدكم فنسي أن يذكر الله تعالى على طعامه فليقل: بسم الله أوله وآخره».

"Rasulullah saw. bersabda :"bila salah seorang dari kalian makan, tapi lupa menyebut nama Allah atas makanan itu, maka hendaklah ia membaca :"Bismillahi awwalahu wa akhirahu." (Dengan nama Allah pada awal dan akhirnya). 
(Diriwayatkan oleh Yahya bin Musa, dari abu Daud, dari Hisyam ad Distiwai, dari Budail al `Aqili, dari `Abdullah bin `Ubaid bin `Umair, dari Ummu Kultsum, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

عن أبي سعيد الخدري قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا فرغ من طعامه قال: «الحمد لله الذي أطعمنا وسقانا وجعلنا مسلمين».

"Apabila Rasulullah saw. selesai makan, maka Beliau membaca : "Alhamdulillahilladzi ath'amana wa saqana wa ja'alana muslimin." (Segala puji bagi Allah Yang memberi makan kepada kami, memberi minum kepada kami dan menjadikan kami orang-orang islam). 
(Diriwayatkan oleh Mahmud Ghailan, dari Abu Ahmad az Zubairi, dari Sufyan as Tsauri, dari Abu Hasyim, dari Ibnu Isma'il bin Riyah, dari bapaknya (Riyah bin `Ubaid), yang bersumber dari Abu Sa'id al khudri r.a.) 

عن أبي أمامة قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا رفعت المائدة من بين يديه يقول: «الحمد لله حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه غير مودع ولا مستغنى عنه ربنا».

"Adapun Rasulullah saw., bila hidangan makan telah diangkat dari hadapannya,maka beliau membaca :"Alhamdulillahi hamdan katsiran thayyiban mubarakan fihi, ghaira muwadda'iw wa la mustaghnan `anhu Rabbana." (Segala puji bagi Allah, puji yang banyak tiada terhingga. Puji yang baik lagi berkah padanya.Puji yang tidak pernah berhenti. Dan puji tidak akan mampu lisan menuturkannya, ya Allah Rabbal `Alamin).
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Yahya bin Sa'id, dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma'dan yang bersumber dari Abu Umamah r.a.)

28. TEMPAT MINUM RASULULLAH

عن ثابت قال: أخرج إلينا أنس بن مالك، قدح خشب غليظا مضببا بحديد فقال: «يا ثابت، هذا قدح رسول الله صلى الله عليه وسلم».

"Anas bin Malik r.a. memperlihatkan kepada kami tempat minuman yang terbuat dari kayu. Tempat minuman itu tebal dan dililit dengan besi". kemudian Anas r.a. menerangkan : "Wahai Tsabit! Inilah tempat minum Rasulullah saw." 
(Diriwayatkan oleh al Husain bin al Aswad al Baghdadi, dari `Amr bin Muhammad, dari `Isa bin Thuhman, yang bersumber dari Tsabit r.a.)

عن أنس قال: «لقد سقيت رسول الله صلى الله عليه وسلم بهذا القدح الشراب كله، الماء والنبيذ والعسل واللبن».

"Sungguh ke dalam cangkir ini telah kutuangkan berbagai minuman untuk Rasulullah saw., baik itu air, nabidz*, madu ataupun susu." 
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Hammad bin Salamah, dari Humaid dan Tsabit, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

*Nabidz adalah air kurma, yakni beberapa biji kurma dimasukkan ke dalam air kemudian dibiarkan (semalam) sampai airnya terasa manis.
*Anas bin malik pernah melayani Rasulullah selama 10 tahun.

Baca juga Bagian Pertama

29. BUAH-BUAHAN YANG DIMAKAN RASULULLAH

عن عبد الله قال: «كان النبي صلى الله عليه وسلم يأكل القثاء بالرطب».


"Nabi saw. memakan qitsa* dengan kurma (yang baru masak)." 
(Diriwayatkan oleh Isma'il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa'id, dari ayahnya yang bersumber dari `Abdullah bin Ja'far r.a.)

*Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis) 

عن عائشة: «أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يأكل البطيخ بالرطب».

"Sesungguhnya Nabi saw. memakan semangka dengan kurma (yang baru masak).” 
(Diriwayatkan oleh `Ubadah bin `Abdullah al Khaza'i al Bashri, dari Mu'awiyah bin Hisyam, dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

Baca juga bagian kedua

30. MINUMAN RASULULLAH

عن عائشة، قالت: «كان أحب الشراب إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم الحلو البارد».

"Minuman yang paling disukai Rasulullah saw. adalah minuman manis yang dingin." 
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Ma'mar, dari Zuhairi, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

31. CARA MINUM RASULULLAH

عن ابن عباس: «أن النبي صلى الله عليه وسلم شرب من زمزم وهو قائم».

"Sesungguhnya Rasulullah saw. minum air zamzam sambil berdiri."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari Husyaim, dari `Ashim al Ahwal dan sebagainya, dari Sya'bi, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)

عن جده قال: «رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يشرب قائما وقاعدا».

"Aku melihat Rasulullah saw minum dengan berdiri dan duduk"
(Diriwayatkan oleh Qutaibah dari Muhammad bin Ja'far dari Husain dari Ma'mar dari ayahnya dari kakeknya )

عن أنس بن مالك، أن النبي صلى الله عليه وسلم: كان يتنفس في الإناء ثلاثا إذا شرب، ويقول: «هو أمرأ وأروى».

"Sesungguhnya Rasulullah saw. menarik nafas tiga kali pada bejana bila Beliau minum. Beliau bersabda :"Cara seperti ini lebih menyenangkan dan menimbulkan kepuasan." 
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin Hammad, keduanya menerima dari `Abdul Warits bin Sa'id, dari Abi `Ashim, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
Read More

Terjemahan Kitab Syamail Muhammadiyah Bag.4 (Ikhtishar)

November 24, 2017

Tarbiyah.online | Kitab Syamail Muhammdiyah adalah sebuah kitab hadits yang merangkum segala laku dan ciri tubuh baginda Nabi SAW yang disusun oleh Imam at-Turmudzi atau Imam at Tirmidzi. Dalam postingan kami ini, kami membagi menjadi 5 bagian ikhtisar (rangkuman kitab) dengan jumlah 31 hadits.

18. CARA BERJALAN RASULULLAH

عن أبي هريرة قال: «ولا رأيت شيئا أحسن من رسول الله صلى الله عليه وسلم كأن الشمس تجري في وجهه، وما رأيت أحدا أسرع في مشيته من رسول الله صلى الله عليه وسلم كأنما الأرض تطوى له إنا لنجهد أنفسنا وإنه لغير مكترث».

"Tiada satupun kulihat lebih indah daripada Rasulullah saw., seolah-olah mentari beredar di wajahnya. Juga tiada seorangpun yang kulihat lebih cepat jalannya daripada Rasulullah saw., seolah-olah bumi ini dilipat-lipat untuknya. Sungguh, kami harus bersusah payah melakukan hal itu, sedangkan Rasulullah saw. Tidak memperhatikan. "
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Ibnu Luhai'fah, dari Abi Yunus, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)

عن علي بن أبي طالب قال: «كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا مشى تكفأ تكفؤا كأنما ينحط من صبب».

"Bila Nabi saw. berjalan, maka ia berjalan dengan merunduk seakan-akan jalanan menurun." 
(Diriwayatkan oleh Shufyan bin Waki', dari ayahnya, dari al Masudi, dari `Utsman bin Muslim bin Hurmuz, dari Nafi' bin Jubair bin Muth'im, yang bersumber dari `Ali bin Abi Thalib r.a.)

19 . KAIN PENYEKA RASULULLAH

عن أنس بن مالك قال: «كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يكثر القناع كأن ثوبه ثوب زيات».

"Rasulullah saw. sering menyeka (minyak di kepalanya), seakan-akan kain penyeka kepalanya seperti kain penyeka tukang minyak."
(Diriwayatkan oleh Yusuf bin `Isa, dari Waki', dari Rabi' bin Shabih, dari *Yazid bin Aban ar Raqasi, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

*Yazid bin Aban ar Raqasy dikenal sebagai orang yang dinilai mungkar periwatannya. Hadits ini sangat berlawanan dengan hadist Shahih, yang menerangkan tentang kebersihan dan penampilan terpuji dari Rasulullah saw. (Muhammad `Afif az Za'bi)


20. SIKAP DUDUK RASULULLAH 

أنها رأت رسول الله صلى الله عليه وسلم في المسجد وهو قاعد القرفصاء قالت: «فلما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم المتخشع في الجلسة أرعدت من الفرق».

"Ia (Qabilah) melihat Rasulullah saw. di masjid sedang duduk *qurfasha."
Qabilah berkata :"Manakala aku melihat Rasulullah saw. sedang duduk dengan khusyu', maka akupun dibawa oleh perasaan takjub karena wibawanya." 
(Diriwayatkan oleh'Abd bin Humaid, dari `Affan bin Muslim, dari `Abdullah bin Hasan, dari kedua orang anaknya, yang bersumber dari Qabilah binti Makhramah)

• Duduk Qurfasha yakni duduk bertumpu pada pinggul, kedua paha merapat ke perut dan tangan memegang betis.

عن عمه، «أنه رأى النبي صلى الله عليه وسلم مستلقيا في المسجد واضعا إحدى رجليه على الأخرى».

"Sesungguhnya ia melihat Rasulullah saw. berbaring telentang di masjid, dan salah satu kakinya ditumpangkan pada kaki lainnya." 
(Diriwayatkan oleh Sa'id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, mereka menerima dari Sufyan, dari Zuhri, dari `Abbad bin Tamim yang bersumber dari pamannya*)

*Ia adalah `Abdullah bin Zaid bin `Ashim bin Muhammad, ia adalah seorang sahabat dan dikatakan bahwa ia yang membunuh Musailamah al Kadzdzab (Nabi palsu)

عن جده أبي سعيد الخدري قال: «كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا جلس في المسجد احتبى بيديه».
 "Apabila Rasulullah saw. duduk di *masjid, maka ia duduk secara *ihtiba dengan kedua tangannya." 

(Diriwayatkan oleh Salamah bin Syabib, dari `Abdullah bin Ibrahim al Madini, dari Ishaq bin Muhammad al Anshari, dari Rabih bin `Abdurrahman bin Abi Sa'id, dari bapaknya yang bersumber dari kakeknya Abi Sa'id al Khudri r.a)

*Ihtaba adalah duduk Qurfasha sambil bersandar

21. TEMPAT BERSANDAR RASULULLAH

عن جابر بن سمرة قال: «رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم متكئا على وسادة على يساره».

"Aku pernah melihat Rasulullah saw. duduk bertelekan pada sebuah bantal di sebelah kirinya." 
(Diriwayatkan oleh `Abbas bin Muhammad ad Dauri al Baghdadi, dari Ishaq bin Manshur, dari Israil, dari simak bin Harb, yang bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.)

عن علي بن الأقمر قال: سمعت أبا جحيفة يقول: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «لا آكل متكئا».

"Rasulullah saw. bersabda : "Aku tak mau makan sambil bertelekan/ bersandar"
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari `Ali bin al `Aqmar, yang bersumber dari Abu Juhaifah r.a.)

عن جابر بن سمرة قال: «رأيت النبي صلى الله عليه وسلم متكئا على وسادة»

"Aku melihat Rasulullah saw. duduk bertelekan pada sebuah bantal."
(Diriwayatkan oleh Yusuf bin `Isa, dari Waki', dari Ismail, dari Simak bin Harb, yang bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.)

22. CARA RASULULLAH BERSANDAR

عن أنس: «أن النبي صلى الله عليه وسلم كان شاكيا فخرج يتوكأ على أسامة بن زيد وعليه ثوب قطري قد توشح به فصلى بهم».

"Sesungguhnya Nabi saw. sedang dalam keadaan sakit. Beliau keluar (dari rumahnya) dengan bertelekan kepada Usamah bin Zaid. Waktu itu beliau memakai kain Qithri (buatan Qatar) yang diselempangkan. Kemudian Beliaushalat bersama mereka (para sahabat)." 
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari `Amr `Ashim, dari Hammad bin Salamah, dari Humaid, yang bersumber dari Anas r.a.)

عن الفضل بن عباس قال: دخلت على رسول الله صلى الله عليه وسلم في مرضه الذي توفي فيه وعلى رأسه عصابة صفراء فسلمت عليه، فقال: «يا فضل» قلت: لبيك يا رسول الله قال: «اشدد بهذه العصابة رأسي» قال: ففعلت، ثم قعد فوضع كفه على منكبي، ثم قام فدخل في المسجد 

"Aku masuk ke rumah rasulullah saw. tatkala beliau sedang sakit yang membawa ajalnya. Di kepalanya ada balutan kain kuning. Kepadanya kuucapkan salam, kemudian beliau bersabda : "Wahai Fadhal, apa kabarmu?" Aku menjawab : "Baik wahai Rasulullah !" Rasulullah bersabda : "Kuatkan balutan yang ada di kepalaku ini !" Fadlal meneruskan ceritanya :"Maka kulakukan perintah Rasulullah saw. itu. Kemudian beliau duduk, lalu meletakkan tangannya di atas bahuku, kemudian beliau berdiri lalu masuk ke masjid."

( Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Muhammad bin al Mubarak, dari `Atha'bin Muslim al Khaffaf al Halabi,dari Ja'far bin Furqan, dari *`Atha' bin Abi Rabbah,yang bersumber dari 
*al Fadlal bin `Abbas r.a.)

*Al Fadlal bin `Abbas r.a. adalah sahabat yang masyhur, ia adalah anak sulung `Abbas r.a.
(paman Rasulullah saw.)
*'Atha' bin Muslim al Khaffaf al Halabi, di dha'ifkan oleh Abu Daud, dan menurut Abu Hatim
tidak boleh dipakai hujjah periwayatannya.
Read More