Tarbiyah.online - Rukun
iman ada 6 perkara, mulai dari iman kepada Allah, iman kepada
malaikat-malaikat-Nya, iman kepada Kitab-kitabnya, iman kepada Rasul-rasul-Nya,
Iman kepada Hari Kiamat, dan terkahir iman kepada Qada' dan Qadar sebagai
ketetapan-Nya.
Sering
kita jumpai, dalam perkara yang ke-6, iman kepada ketetapan Allah, kita sebagai
hamba-Nya salah menyikapi. Bahkan disebutkan dalam sebuah riwayat, di masa
Khalifah Saiyidina Umar bin Khattab ra. Datang seorang sahabat yang bertanya
kepada Khalifah Umar, namun langsung diusirnya dan di cambuk.
Terus
adakah bertanya tentang Ketetapa Allah merupakan sebuah kesalahan? Tentu saja
tidak, dalam kasus Umar tersebut, belakangan diketahui, yang bertanya hanya
ingin mengetes untuk mengolok perihal Qadha' dan Qadar.
Tonton
Videonya disini
Dalam
artikel singkat ini, kita tidak sedang membahas sejarah tersebut, namun kita
mencoba memaparkan bagaimana kita menyikapi rukun iman yang k-6 ini secara
tepat. InsyaAllah.
Dalam
Alquranul Karim, kita sering dapati ayat perihal takdir, "Innallaha
yudhillu man yasya', wa yahdi man yasya'." dan "Wallahu
fa''alun li maa yurid." Sehingga para ulama mengatakan "Maasya
Allahu kana, wa ma lam yasya' lam yakun". Segala sesuatu yang dikehendaki Allah
itu terjadi, dan segala sesuatu yang tidak dikehendaki Allah itu tidak terjadi.
Disinilah
iman diuji. Allah sebagai Tuhan memiliki kesempurnaan kehendak diatas kehendak
segala sesuatu. Tentu saja, ini menjadi konsekuensi ketuhanan yang hakiki.
Dimana hanya Allah sajalah yang mengatur segala sesuatu berdasarkan
kehendak-Nya. maka jika terjadi sesuatu sebab kehendak seseorang atau sesuatu
yang lain, maka itulah yang menjadi bagian dari kehendak Allah yang mutlak
tanpa batas.
Sangat
berbeda sekali dengan kehendak manusia yang amat terbatas dalam ruang dan
aturan tertentu.
Lalu
pertanyaan yang paling sering muncul adalah "Apakah Allah berkuasa atas
kehendak-Nya memasukkan orang jahat ke surga-Nya dan melempar orang baik
kedalam neraka-Nya?"
Jawaban
dasarnya, Iya. Allah SWT berkuasa untuk menetapkan takdir yang demikian. Tapi,
memasukkan orang baik kedalam surga dan menyiksa orang jahat di dalam neraka
adalah janji daripada Allah SWT. Yang demikian adalah kehendak yang telah Allah
SWT kabarkan kepada manusia melalui ayat-ayat-Nya yang berbunyi,
"Innallaha laa yazhlimunnasa syai an, walakinnasa anfusahum
yazhlimun." Allah tidak sedikitpun menzhalimi hamba-hamba-Nya, kecuali
manusialah yang menzhalimi dirinya sendiri."
Allah
SWT berjanji demikian, maka atas dasar janji itulah kita berpegang, yang baik
akan mendapatkan surga, dan yang jahat akan dihukum dengan neraka-Nya.
InsyaAllah.
Kita
pahami disini bahwa kehendak Allah itu mutlak terjadi, tanpa harus menanyakan
kenapa dan bagaimana, sehingga menimbulkan protes terhadap kehendak Allah yang
mutlak.
Ustadz
Teungku H. Dr. Amri Fatmi, Lc., MA Lulusan Doktoral Azhar Asy-Syarif.